Tulisan iseng ini terinspirasi dari media cetak yang namanya Meter On ... kalo namanya gak umum buat telinga kita ya wajar aja, Meter On itu merupakan media internal bagi supir taksi blue bird group pangkalan puri (coba aja: lafal meter on hampir sama bunyinya ama meteran dengan kata laen argo).
Kebetulan aja tadi pagi pas perjalanan ke kantor aku bisa baca di taksi. Well hingga skr, media tersebut udah terbit sebanyak 5 kali (kalo dari kata pengantarnya sih). Isinya lumayan komunikatif n informatif serta selektif walaupun tampilan agak primitif, maksudnya media ini di diterbitkan dengan cara fotocopy dari 1 master yang udah diprint, isinya hanya beberapa halaman yang membahas berbagai macam pengumuman manajemen, n semacam lebih tepatnya 2 macam editorial yang isinya mengulas alasan kenapa supir taksi harus mendukung kenaikan tarif serta ajakan untuk menghindari cara menyupir yang boros BBM.
Pengumuman yang ada sih tentang lowongan untuk posisi supir disertai dengan bonus bagi para supir yang dapat mengajak calon karyawan sebesar Rp 50.000 atau 100.000 tergantung persyaratan (waks lupa persyaratannya apa, maklum khan cuman iseng) , trus ada juga pengumuman tentang akan adanya penambahan mobil limo baru sebanyak 50 buah so para supir diharapkan meningkatkan prestasi supaya berhak mengendarai limo tersebut de el el
Well , sebenernya aku amat sangat tertarik dengan editorial yang isinya ajakan untuk mendukung kenaikan tarif. Pada editorial tersebut diuraikan dengan lugas bahwa kenaikan tarif sangat diperlukan untuk menjamin keberlangsungan perusahaan, dengan kata lain kalo gak naik tarif perusahaan terancam bangkrut n para supir terancam memenuhi daftar pengangguran yang udah panjang di negara ini ... disitu diuraikan juga bahwa pada saat sebelum kenaikan BBM dan tarif, perusahaan mensubsidi BBM supir sebesar Rp 250,- / liter (minimal subsidi perhari per supir adalah Rp 25.000) ,but disitu gak jelas berapa yang dikeluarkan perusahaan pas BBM naik n pas adanya kenaikan tarif ... disitu diuraikan juga bahwa kenaikan tarif memicu kenaikan suku cadang yang artinya memicu kenaikan biaya pengeluaran perusahaan yang ujung2nya penurunan profit (pernyataan ini gak perlu dikaji mendamal, soalnya ya pasti begitu) ... kemudian disitu juga tertulis para supir taksi sebaiknya mendukung kenaikan tarif demi kesejahteraan karyawan ... ( well - well ini seharusnya patut dikaji lebih lanjut )
sebenernya yang perlu dikaji soal kenaikan tarif ini adalah persentasenya kenaikan tarif terhadap persentase kenaikan terhadap tunjangan karyawan, apakah sebanding (khan alasan kenaikan adalah untuk menjaga tingkat kesejahteraan)? atau jangan - jangan kenaikan ini hanya menguntungkan pemegang saham, bukan supir taksi ... jangan - jangan supir taksi ini hanya dijadikan alat, hanya dijadikan pion yang dikorbankan pada pembukaan gambit raja. Dooh kok aku jadi ambil pusink ya?
namanya juga tulisan iseng :)
[ Mas-Alit ]
at 2:45 PM
|